Reliable Suppliers - Contact Now! Search, Browse or Post Buying Leads

Senin, 18 Juli 2011

AGREGAT

Agregat / buatan didefenisikan secara umum sebagai formasi kulit bumi yang keras dan penyal (solid). ASTM (1974) mendefenisikan yaitu batuan sebagai suatu bahan yang terdiri dari material padat, berupa massa berukuran besar ataupun berupa fragmen-fragmen.
Agregat/batuan merupakan suatu komponen utama dari lapisan perkerasan jalan yaitu mengandung 90-95% agregat berdasarkan prosentase berat, atau 75-85% agregat berdasarkan prosentase volume. Dengan demikian daya dukung, keawetan dan mutu perkerasan jalan ditentukan juga dari sifat agregat dan hasil campuran agregat dengan material lain.
2.3.1. Klasifikasi Agregat
Agregat dapat dibedakan berdasarkan asal kejadiannya, proses pengolahan, dan besar partikel-partikel agregat :
A. Ditinjau dari asal kejadiannya agregat/ buatan dapat di bedakan atas:
1. Agregat beku (Igneus rock) adalah agregat yang berasal dari magma yang mendingin dan membeku.
2. Agregat sedimen (Sedimentary Rock) dapat berasal dari campuran partikel mineral sisa-sisa hewan dan tanaman yang mengalami pengendapan dan pembekuan.
3. Agregat metamorfik (metamorphic rock) adalah agregat sedimen ataupun agregat beku yang mengalami proses perubahan bentuk akibat adanya perubahan tekanan dan tenperatur kulit bumi.
B. Berdasarkan proses pengolahannya agregat yang dipergunakan pada perkerasan lentur dapat dibedakanatas:
1. Agregat alam.
Agregat yang dapat dipergunakan sebagaimana bentuknya di alam atau dengan sedikit proses pengolahan,agregat ini terbentuk melalui proses erosi dan degradasi. Dua bentuk dan ukuran agregat alam yang sering dipergunakan sebagai material perkerasan jalan yaitu kerikil dan pasir.
2. Agregat yang melalui proses pengolahan.
Terlebih dahulu sebelum dipakai, adalah agregat yang diperoleh dari bukit-bukit, digunung-gunung ataupun disungai-sungai. Agar dapat dipergunakan sebagai material perkerasan jalan, agregat ini harus diolah dahulu di mesin pemecah batu, umumnya lebih baik sebagai material perkerasan jalan, karena mempunyai bidang pecah, berstruktur kasar dan ukuran agregat sesuai yang diinginkan.
3. Agregat buatan.
Agregat yang merupakan mineral filler/pengisi (partikel dengan ukuran < 0,075mm), di peroleh dari hasil sampingan pabrik-pabrik semen dan mesin pemecah batu. C. Berdasarkan besar partikel-partikel agregat, agregat dapat dibedakan atas 1. Agregat kasar, agregat > 4,75 mm menurut ASTM atau > 2mm AASHTO.
2. Agregat halus, agregat <4,75 mm menurut ASTM atau < 2mm dan >0,075 mm menurut AASHTO.
3. Abu batu/ mineral filler, agregat halus yang umumnya lolos saringan No.200.
2.3.2. Sifat Agregat
Sifat dan kwualitas agregat menentukan kemampuannya dalam memikul beban lalulintas,Agregat dengan kwalitas dan sifat yang baik dibutuhkan untuk lapisan permukaan yang langsung memikul beban lalu lintas dan menyebarkannya ke lapisan di bawahnya. sifat agregat yang menentukan kwalitasnya sebagai bahan konstruksi perkerasan jalan dan dikelompokan menjadi menjadi 3 yaitu :
1 Kekuatan dan keawetan (strength and durability) lapisan perkerasan dipengaruhi oleh :
a) Gradasi
b) Ukuran maksimum
c) Kadar lempung
d) Kekerasan dan ketahanan
e) Bentuk butir
f) Tekstur permukaan

2 Kemampun dilapisi aspal dengan baik, di pengaruhi oleh :
b) Prositas
c) Kemungkinan basah
d) Jenis agregat
3 Kemudahan dalam pelaksaan dan menghasilkan lapisan yang nyaman dan aman, di pengaruhi oleh :
a) Tahan geser (skit resistant)
b) Campuran yang memberikan kemudahan dalam pelaksanaan.
(Sumber: Perkerasan Lentur Jalan Raya Oleh Silvia Sukirman)

2.3.3. Spesifikasi Agregat
Agregat yang akan dipergunakan sebagai material campuran jalan haruslah memenuhi persyaratan sifat dan gradasi agregat seperti yang ditetapkan didalam buku spesifikasi pekerjaan jalan atau ditetapkan oleh badan yang berwenang dan dibagi dalam dua bagian :
A. Agregat Kasar
Depkimpraswil dalam Spesifikasi Baru Campuran Panas 2002 mendefinisikan agregat kasar sebagai agregat dengan ukuran butir lebih
besar dari saringan No.8 (= 2,36 mm). Sedangkan Bina Marga mendifinisikan agregat kasar sebagai agregat dengan ukuran butir lebih besar dari saringan No. 4 (= 4,75 mm).
Agregat kasar yang digunakan dapat berupa batu pecah atau kerikil yang berada dalam kondisi kering, bersih dari lempung dan kotoran- kotoran serta bahan- bahan organik lainnya yang dapat mempengaruhi kekuatan dari agregat. Selain itu, agregat kasar juga harus memenuhi persyaratan- persyaratan sebagai berikut:
1. Gradasi agregat AASHTO T27 - 82
2. Keausan agregat dengan mesin Los Angeles pada 500 putaran 12 bola AASHTO T96 – 77(1982)maksimum 40 %
3. Berat jenis curah (bulk) AASHTO T84 – 88 minimum 2,5
4. Penyerapan air maksimum 3 %.
Pada campuran HRS kedudukan agregat kasar hanya mengambang (Floating) dan ini dimaksudkan agar agregat kasar sebagai bahan tambahan akan memberikan pengaruh pada campuran yaitu menurunkan penggunaan kadar aspal, mengurangi ruang kosong (void) dalam campuran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar